Tiga Eksoplanet Pertama yang Ditemukan TESS

Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA berhasil menemukan tiga eksoplanet yang sudah dikonfirmasi keberadaannya hanya dalam tiga bulan pertama pengamatan.

Tiga Planet Transit yang berhasil ditemukan TESS. Kredit: NASA
Tiga Planet Transit yang berhasil ditemukan TESS. Kredit: NASA

Kamera TESS juga berhasil menangkap 100 cahaya transien atau perubahan cahaya singkat dari ledakan yang dasyat di wilayah langit yang sama. Di antaranya ada 6 ledakan supernova yang cahayanya berhasil diamati TESS sebelum teleskop landas Bumi menemukan cahaya transien tersebut.

Penemuan tersebut menunjukkan bahwa TESS berhasil merealisasikan tujuannya untuk menemukan planet pada bintang terang dekat. Dengan teleskop landas Bumi, astronom melakukan pengamatan lanjut untuk menganalisis dan mengonfirmasi lebih dari 280 kandidat eksoplanet yang ditemukan TESS.

3 Planet Baru

Penemuan pertama yang dikonfirmasi adalah eksoplanet Pi Mensae c yang ukurannya dua kali Bumi. Setiap enam hari, planet baru ini mengorbit bintang Pi Mensae yang terletak sekitar 60 tahun cahaya di rasi bintang selatan Mensa. Bintang terang Pi Mensae mirip dengan Matahari dalam massa dan ukuran.
Sebelumnya, Pi Mensae memang sudah diketahui memiliki planet lain yakni Pi Mensae b yang massanya 10 massa Jupiter dan memiliki orbit yang sangat lonjong. Planet Pi Mensae c justru berbeda karena memiliki orbit lingkaran dan berada dekat bintang. Penemuan ini tak pelak menjadi kunci penting untuk memahami bagaimana sistem yang tidak biasa ini bisa terbentuk. Bagaimana Pi Mensae b bisa memiliki orbit lonjong dan berbeda dari Pi Mensae c akan menjadi kajian menarik.

Planet berikutnya adalah LHS 3884b, planet batuan yang ukurannya 1,3 kali ukuran Bumi. Planet ini ditemukan pada jarak 49 tahun cahaya di rasi Indus. Bintang induknya adalah bintang katai merah kelas M yang ukurannya 1/5 Matahari. Lokasinya yang sangat dekat dengan bintang membuat planet ini hanya butuh 11 jam untuk menyelesaikan orbitnya. Jarak yang dekat ini juga membuat sebagian permukaan batuan pada sisi siang membentuk kolam lelehan lava panas.

Planet ketiga dan keempat yang ditemukan TESS adalah planet yang mengorbit bintang kelas K, HD 21749. Bintang ini massanya 80% massa Matahari dan berada di rasi Reikulum pada jarak 53 tahun cahaya.

Planet pertama yang sudah dikonfirmasi keberadaannya adalah HD 21749b yang berukuran tiga kali ukuran Bumi dan 23 massa Bumi.. Planet ini mengorbit bintang induknya setiap 36 hari dengan temperatur 150 derajat Celsius. Kerapatan planet HD 21749b juga lebih tinggi dibanding Neptunus. Menariknya, planet ini tidak berbatu. Diduga, HD 21749b merupakan planet lautan atau planet dengan tipe atmosfer substansial lainnya. Planet HD 21749b juga mencatatkan dirinya sebagai planet transit periode terpanjang dalam 100 tahun cahaya dari Tata Surya. Tak hanya itu, HD 21749b memiliki suhu permukaan paling dingin dibanding eksoplanet transit di sekitar bintang yang lebih terang dari 10 magnitudo, atau sekitar 25 kali lebih redup dari batas pengamatan mata tanpa alat.

Sistem ini ternyata memiliki kandidat planet kedua yang seukuran Bumi dan mengitari bintang setiap 8 hari. Planet ini masih belum dikonfrmasi keberadaannya. Akan tetapi, jika para astronom berhasil mengonfirmasi planet ini, maka kandidat HD 21749c akan menjadi planet terkecil yang ditemukan TESS.

TESS si Pencari Planet

TESS dilengkapi dengan 4 kamera yang dirancang untuk melakukan pemantauan langit dan mencari planet transit. Dalam dua tahun misi utamanya, TESS akan melakukan pantauan seluruh langit untuk membangun katalog eksoplanet pada bintang-bintang dekat. Ternyata, dalam sebulan pantauan langit, TESS justru merekam berbagai fenomena lainnya seperti pengamatan komet, asteroid, suar bitang, bintang ganda gerhana, katai putih, dan supernova.

Rentang pengamatan 25 Juli – 22 Agustus 2018 saja TESS berhasil selusin peristiwa transien. Di antaranya adalah 6 supernova pada galaksi jauh. pengamatan ini kemudian ditindaklanjuti oleh teleskop di Bumi. Pengamatan peristiwa transien yang merupakan ledakan supernova ini merupakan kunci penting untuk memahami kelas supernova yang berfungsi sebagai tolok ukur studi kosmologis.

Supernova Tipe Ia terbentuk dengan dua cara. Salah satunya adalah peristiwa penggabungan sepasang bintang katai putih. Ledakan Supernova Tipe Ia juga terjadi dalam sistem bintang ganda yang salah satu anggotanya adalah katai putih. pada sistem ini, bintang katai putih menarik massa dari bintang normal. Materi yang ditransfer secara bertahap menambah massa katai putih sampai bintang tidak stabil dan akhirnya meledak.

Sumber: NASA

Tinggalkan Balasan