TESS Menemukan Trio Planet di Sistem GJ 357

Seringkali, apa yang kita lihat dan ketahui tentang sistem keplanetan masih sangat minim. Karena itu harus ada penelitian lanjut untuk mengungkap misteri planet.

Ilustrasi planet GJ357 d. Kredit: NASA Goddard Space Flight Center/Chris Smith
Ilustrasi planet GJ357 d. Kredit: NASA Goddard Space Flight Center/Chris Smith

Pengamatan landas Bumi yang dilakukan untuk menindaklanjuti penemuan planet kecil oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA berhasil mengungkap 2 planet tambahan yang mengorbit sistem yang sama. Salah satu planet yang ditemukan mengorbit cukup jauh dari bintang, dan diduga berada pada zona laik huni.

Planet baru tersebut mengorbit bintang GJ 357, sebuah bintang katai merah yang massanya sepertiga massa Matahari dan berada 31 tahun cahaya di rasi Hydra. Pada bulan Februari, kamera TESS berhasil memotret peredupan yang terjadi setiap 3,9 hari pada bintang. Peredupan secara berkala ini merupakan indikasi keberadaan planet yang transi di depan bintang.

Transit planet yang diamati TESS berasal dari eksoplanet GJ 357 b yang 80 kali lebih masif dan 22% lebih besar dari Bumi. GJ 357 b mengorbit bintang induknya dengan jarak 11 kali lebih dekat dari jarak merkurius ke Matahari. Dengan dmeikian, bisa diketahui bahwa suhu planet ini sekitar 254ºC. Dari data ini, para astronom menjuluki GJ 357 b sebagai planet Bumi panas. Kondisi ini juga menjadikan GJ 357 b sebagai salah satu eksoplanet terbaik untuk penelitian komposisi atmosfer.

Untuk mengonfirmasi keberadaan planet yang dideteksi TESS, tim peneliti yang dipimpin oleh Rafael Luque dari Institute of Astrophysics of the Canary Islands di Tenerife menggunakan data tambahan dari pengamatan teleskop landas Bumi. Ternyata ada tambahan dua planet yang mengorbit bintang GJ 357. Tapi. kedua planet tersebut bukan planet transit.

Rupanya, kedua planet tersebut cukup pintar untuk menyembunyikan diri dari pengamatan berbagai teleskop di Bumi selama bertahun-tahun. Tapi, TESS berhasil membawa kita untuk mengungkap keberadaan mereka.

Karena kedua planet bukan planet transit, maka penemuan keduanya tak lain dari metode kecepatan radial. Dengan cara ini para astronom mengamati pengaruh interaksi gravitasi antara bintang dan planet. Pengaruh gravitasi tidak hanya diberikan oleh bintang pada planet tapi juga sebaliknya meskipun efeknya cukup kecil. Para pengamat berhasil mengetahui kehadiran dua planet dari goyangan kecil yang terjadi pada bintang akibat interaksi antara bintang dan planet.

Karena GJ 357 merupakan bintang katai merah dekat, para astronom sudah mulai melakukan pemantauan sejak tahun 2016. Tujuannya untuk menentukan massa 50 planet kecil lewat pengamatan teleskop landas Bumi seperti di Las Campanas. Hal ini dikarenakan TESS memang tidak dirancang untuk melakukan pengukuran massa.

Dua planet baru tersebut adalah GJ 357 c tang massanya 3,4 massa Bumi dan mengorbit bintang setiap 9,1 hari dari jarak yang cukup jauh. Atau lebih dari dua kali jarak GJ 357 b. Diduga, temperatur GJ 357 c, adalah 127º C.

Planet ketiga di sistem ini adalah GJ 357 d, yang merupakan planet terjauh di dalam sistem GJ 357. Massanya 6,1 massa Bumi dan mengorbit bintang setiap 55,7 hari dengan jarak 20% jarak Matahari dan Bumi. Ukuran dan komposisi planet masih belum diketahui, akan tetapi diduga temperaturnya sekitar -53º Celsius. Tampaknya planet GJ 357 d cenderung merupakan planet es dan bukan planet laik huni. Penelitian lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah planet ini memiliki atmosfer tebal untuk memerangkap panas yang bisa menghangatkan permukaan planet. Tujuannya agar planet bisa memiliki lautan.

Sumber: Carnegie Science

Tinggalkan Balasan