Dofida dan Noifasui Pemenang NameExoWorlds dari Indonesia

Pada tanggal 17 Desember 2019, nama-nama untuk 110 eksoplanet berikut bintang induknya yang diusulkan publik dalam kegiatan IAU100 NameExoWorlds diumumkan melalui konferensi Pers di Paris, Perancis.

Dalam rangka memperingati 100 tahun International Astronomical Union (IAU, atau Persatuan Astronomi Internasional), lebih dari 110 negara melangsungkan kegiatan tersebut di tingkat nasional. Kegiatan ini mendorong partisipasi langsung dari masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari 780.000 orang telah mengusulkan dan memilih nama untuk eksoplanet dan bintang induknya. Eksoplanet adalah planet yang mengelilingi bintang lain.

IAU100 NameExoWorlds melibatkan partisipasi luas dari seluruh dunia. Dalam kesempatan menarik ini, masyarakat turut serta mengusulkan nama-nama yang bermakna, kreatif, dan unik untuk sistem-sistem keplanetan di luar Tata Surya yang telah ditentukan IAU untuk masing-masing negara. Kegiatan yang bertujuan menamai bintang dan eksoplanet ini baru dua kali diselenggarakan. Secara keseluruhan, 360.000 nama telah diusulkan lebih dari 110 negara. Komite Nasional di tiap negara menyaring usulan nama ke dalam daftar pendek kandidat nama Nama-nama dalam daftar ini kemudian dipilih masyarakat melalui pemungutan suara daring. Nama-nama yang terpilih kemudian diajukan Komite Nasional ke IAU.

Di Indonesia, Kampanye dan sayembara NameExoworlds diselenggarakan oleh Himpunan Astronomi Indonesia, bekerja sama dengan berbagai institusi astronomi dan komunitas astronomi di Indonesia, di antaranya adalah ITB, ITERA, Observatorium Bosscha, LAPAN, Planetarium Jakarta, UAD, UNAWE Indonesia, langitselatan, HAAJ, FOKALIS JATIM, Kafe Astronomi, Penjelajah Langit, HIMASTRON, dan KALA.

Total 420.000 orang telah memberikan suaranya untuk memilih kandidat nama. Dampak proyek ini akan kekal karena nama-nama terpilih akan digunakan bersama-sama dengan penamaan ilmiah yang telah ada. Nama-nama tersebut akan dipublikasikan dengan kredit pada orang, kelompok, atau institusi pengusul.

“Observasi-observasi astronomi hingga sekarang telah menemukan lebih dari 4.000 eksoplanet. Jumlah ini berlipat ganda setiap sekitar 2,5 tahun dan mengungkapkan populasi planet baru yang menakjubkan dan kita bisa melihat bagaimana Bumi dan Tata Surya kita bila dibandingkan dengan sistem keplanetan lain. Secara statistik, sebagian besar bintang di langit kemungkinan besar dikelilingi planet-planet. Eksoplanet ada di mana-mana,” tutur Eric Mamajek, wakil ketua Komite Pengarah NameExoWorlds. “Sementara astronom mengkatalogkan penemuan-penemuan eksoplanet dengan tata nama seperti nomor telepon, telah tumbuh minat di antara para astronom dan masyarakat untuk memberi nama tersendiri seperti yang sudah dilakukan terhadap objek-objek di Tata Surya,” lanjut Mamajek.

Proyek global IAU100 NameExoWorlds ditujukan untuk menciptakan kepedulian akan posisi kita di alam semesta dan merenungkan bagaimana Bumi akan dilihat oleh peradaban di planet lain. Karena IAU berwewenang untuk menentukan tata nama dan nama-nama benda langit, perayaan IAU100 di tahun 2019 ini menjadi peringatan istimewa karena memberi kesempatan bagi setiap negara untuk menamai satu sistem keplanetan, yang terdiri atas satu eksoplanet dan bintang induknya. Manager Proyek IAU100 NameExoWorlds, Eduardo Monfardini Penteado, menuturkan “Kampanye IAU100 NameExoWorlds memberi kesempatan menggembirakan pada publik untuk membantu menamai lebih dari 100 planet baru berikut bintangnya. Publik juga membantu IAU menentukan tema penamaan yang cermat untuk menamai planet-planet yang mungkin akan ditemukan di sistem keplanetan tersebut di kemudian hari.

Setiap bintang yang ditentukan untuk masing-masing negara dapat dilihat dari wilayah negara yang bersangkutan dan cukup terang untuk bisa diamati dengan teleskop kecil. Komite Nasional di masing-masing negara merupakan lembaga yang bertanggung jawab penyelenggaraan kegiatan yang mengakomodasi partisipasi publik, mendiseminasikan proyek tersebut ke negara masing-masing, dan mengembangkan sistem pemungutan suara berdasarkan metodologi dan panduan yang diatur oleh Komite Pengarah IAU100 NameExoworlds.

Eksoplanet-eksoplanet yang baru dinamai ini kemungkinan besar merupakan planet gas raksasa dan semuanya ditemukan melalui salah satu di antara dua metode, yaitu metode transit dan metode keceparan radial. Dengan metode transit, planet ditemukan ketika lewat di depan bintang induknya dan menghalangi sebagian cahaya bintang tersebut; sedangkan dengan metode kecepatan radial, eksoplanet ditemukan dari pengukuran spektrum bintang secara teliti yang mengungkapkan bintang tersebut bergoyang-goyang akibat pengaruh gravitasi planetnya [1].

Beberapa contoh nama baru untuk eksoplanet dan bintang induknya:

  • Irlandia: nama anjing dalam legenda Irlandia “Kelahiran Bran” untuk planet HAT-P-36b (Bran) yang mengorbit bintang HAT-P-36 (Tuiren) di rasi Canes Venatici (Anjing Pemburu)
  • Yordania: nama kota kuno dan wilayah yang dilindungi di Yordania selatan untuk eksoplanet WASP-80b (Wadirum) yang mengitari bintang WASP-80 (Petra) di rasi Aquila (Elang),
  • Malaysia: nama batu permata dalam bahasa Melayu, untuk eksoplanet HD 20868 b (Baiduri) yang mengorbit bintang HD 20868 (Intan) di rasi Fornax.
  • Burkina Faso: nama Nakambé untuk planet HD 30856 b dan Mouhoun untuk bintang HD 30856 diambil dari nama sungai utama di Burkina Faso, yang sesuai dengan letak sistem keplanetan tersebut, yaitu di rasi Eridanus (Sungai).

Sejalan dengan deklarasi PBB bahwa tahun 2019 merupakan International Year of Indigenous Languages, IAU mendorong usulan nama berasal dari bahasa asli setempat, dan puluhan nama yang terpilih berasal dari kata dalam bahasa tersebut. Di Argentina, nama yang terpilih diusulkan oleh seorang guru dan pemuka komunitas Moqoit. Nama baru untuk planet HD 48265 b (Naqaya) dan bintang HD 48265 (Nosaxa) berarti “hubungan saudara dan kekeluargaan”, yakni bahwa seluruh umat manusia adalah “saudara”, dan musim semi (tahun baru) dalam bahasa Moqoit.

Indonesia sendiri diamanahi IAU untuk menamai bintang HD 117618 dan planet yang mengitarinya, yaitu HD 117618 b. Sistem keplanetan ini terletak di rasi Centaurus. Nama Noifasui untuk eksoplanet dan Dofida untuk bintang tersebut diambil dari bahasa Nias. Dofida berarti bintang kita sedangkan Noifasui dapat diartikan telah mengelilingi. Jadi, planet Noifasui telah mengelilingi bintang kita, Dofida.

“IAU gembira karena melihat tingginya minat masyarakat luas sehingga kampanye NameExoWorlds ini diciptakan,” ungkap Presiden terpilih IAU Debra Elmegreen. “Rasanya menyenangkan sekali melihat banyak orang dari seluruh dunia telah membantu memberi nama sistem keplanetan dengan kata yang penting dalam kebudayaan mereka. Upaya ini membantu menyatukan kita dalam eksplorasi alam semesta.”

Proyek NameExoWorlds diselenggarakan dalam rangka memperingati 100 tahun IAU di tahun 2019. Jutaan orang di penjuru dunia merayakan terobosan astronomi yang telah membentuk sains, teknologi, dan budaya di abad lalu serta menyoroti pentingnya astronomi sebagai sarana edukasi, pembangunan, dan diplomasi. Lebih dari 5.000 kegiatan telah diselenggarakan di 140 negara. Informasi lebih lanjut mengenai peringatan ini dapat dilihat di website IAU100.

“Sepanjang tahun 2019 kita telah mengikutsertakan publik dalam berbagai kegiatan astronomi untuk memperingari 100 tahun IAU. Proyek global NameExoWorlds merupakan inisiatif sempurna untuk menutup tahun yang penuh dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. Dampak proyek ini tentu akan kekal hingga tahun-tahun yang akan datang,” pungkas Presiden  IAU Ewine van Dishoeck.

Sumber: Press release IAU melalui HAI

Tinggalkan Balasan