Para astronom dari Australia merilis data yang menganalisis hampir satu juta bintang di galaksi Bimasakti. sebagai bagian dari proyek GALAH.
Proyek GALAH yang diinisiasi para astronom dari Australia’s ARC Centre of Excellence in All Sky Astrophysics in 3 Dimensions (ASTRO 3D) dengan Anglo-Australian Telescope (AAT) bertujuan untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk mengungkap “sidik jari” kimiawi bintang-bintang agar dapat mempelajari asal usul serta evolusi Bimasakti.
Data bintang-bintang itu digunakan untuk penelitian jangka panjang dan menjadi dasar pelatihan kecerdasan buatan (AI) di bidang astronomi. Selain itu, GALAH juga membuka wawasan baru terkait formasi elemen, pembentukan planet, hingga pergerakan bintang-bintang.
Proyek GALAH menggunakan teleskop Anglo-Australian Telescope (AAT) yang terletak di Coonabarabran, New South Wales. AAT sendiri baru saja merayakan 50 tahun beroperasi. Data GALAH telah dikumpulkan selama lebih dari 10 tahun dan melibatkan pengamatan terhadap 920.000 bintang selama 684 malam. Dengan instrumen HERMES yang dirancang khusus, data ini mengungkap unsur-unsur kimia seperti karbon, nitrogen, oksigen, serta elemen berat yang ditemukan dalam perangkat elektronik modern.
Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang bintang, tetapi juga bagaimana bintang dapat “memakan” planet yang ada di sekitarnya, seperti yang ditemukan melalui perubahan komposisi kimia pada beberapa bintang. Lebih dari 100 ilmuwan dari berbagai negara terlibat dalam proyek ini, menjadikan GALAH sebagai salah satu kontribusi terbesar Australia untuk astronomi global.
Peneliti juga berharap data ini akan membantu mengembangkan alat-alat kecerdasan buatan yang mampu menganalisis data astronomi secara otomatis di masa depan. Proyek ini diharapkan akan terus memberikan manfaat bagi penemuan astronomi selama bertahun-tahun mendatang.